Jika Anda pernah duduk mendengarkan presentasi akademik, Anda tahu
seberapa mudah Anda bisa mengantuk, lalu tertidur, atau merasa bosan,
bingung, bahkan kewalahan karena terjangan informasi. Saat Anda mendapat
kesempatan untuk menyajikan topik atau naskah presentasi akademik, Anda
sudah tahu tantangan apa yang pasti Anda hadapi: merebut ketertarikan
audiens dan menjaga keterlibatan mereka.
Tentu, berbekal teknik dan pendekatan yang tepat, sebagaimana sepuluh
kiat di bawah, Anda bisa mengubah topik akademik yang paling
membosankan menjadi penyajian yang menarik, bermakna, dan aplikatif.
1. Mulai dari pondasi, tentukan poin terpenting
Ini kesalahan umum dalam menyajikan topik akademik. Banyak orang
cenderung untuk menggunakan jargon rumit saat presentasi. Kita tahu, itu
terjadi hanya karena mereka ingin dinilai tampak intelektual, kredibel,
atau canggih. Sebutlah contoh, fenomena Vicky Prasetyo dengan berbagai ungkapannya yang terkenal: “kontroversi hati, konspirasi kemakmuran, dan labil ekonomi”.
Tapi berlawanan dari harapan semula, itu semua hanya membuat topik
makin sulit dimengerti. Sekali lagi, presentasi adalah untuk kepentingan
audiens. Sehingga Anda harus bisa menjawab, “Apa yang pendengar
inginkan dari presentasi Anda?” Pada dasarnya, setiap audien mencari
jawaban atas tiga hal ini:
“Siapa peduli?”
“Memang kenapa?”
“Apa manfaatnya untukku?”
Sebelum Anda menyajikan presentasi akademik, pastikan sudah
menentukan satu pesan terpenting untuk Anda bagikan. Berfokuslah pada
gagasan utama itu, lalu sajikan dengan skema dan alur yang mudah dicerna.
Dengan begitu, Anda telah membantu audiens untuk mudah memahami esensi
presentasi dan menjadikannya mudah melekat dalam ingatan mereka.
2. Gunakan sesedikit mungkin teks dan kurangi penggunaan angka
Saya selalu merekomendasikan penggunaan pesan visual daripada teks ketika kita memberikan presentasi.
Saran ini terutama berlaku untuk topik akademik, karena ada godaan
besar untuk memasukkan (terlalu) banyak kata, angka, istilah, atau
kode-kode akademis dalam satu slide.
Tahukah Anda, untuk apa itu semua? Ternyata, hanya untuk menyajikan
informasi. Mungkin pendekatan seperti itu, bisa cocok untuk pidato. Tapi
dalam presentasi akademik, yang lebih Anda inginkan ialah menerjemahkan
kata-kata dan angka akademis dalam bentuk visual yang bermakna.
Terlepas dari subjek apa pun yang dibahas, slide memang digunakan
untuk melibatkan audiens dengan kekuatan visual: gambar yang jelas,
penuh warna, kesederhanaan grafik, dan tabel informatif. Slide presentasi bukanlah teleprompter untuk pembicara.
Bahkan jika Anda temukan, audien berstatus mahasiswa S-3 sekalipun pastilah seperti manusia lainnya: ia suka pesan-visual!
3. Hilangkan luberan informasi yang berlebihan
Entah Anda menyajikan data, kata-kata, grafik, atau menyajikan angka,
aturan mendasar tetaplah KISS –Keep It Short and Simple – Pertahankan
tetap ringkas dan sederhana. Audiens tidak dapat menyerap begitu banyak
informasi dalam satu waktu seketika. Sebagai gantinya, bagilah isi
presentasi Anda ke dalam tiga poin utama, yang Anda ingin supaya
pendengar memproses dan mengingat-ingatnya. Batasi penggunaan diagram
Anda dalam maksimal 5 komponen terpenting saja.
4. Gunakan isyarat non-verbal
Presenter yang berpengalaman paham bahwa cara menyajikan sesuatu
lebih penting daripada apa yang disajikan. Termasuk dalam penyajian
materi akademik. Selain menggunakan alat bantu visual, libatkan pula
indera audiens. Manfaatkanlah kontak mata, variasikan nada suara Anda,
buat ekspresi wajah yang tepat dan isyarat tubuh yang alami, dan sajikan
presentasi dengan penuh energi dan keyakinan yang kuat. Dalam banyak
kejadian, ini lebih penting daripada kata-kata yang Anda ucapkan. Selama
isyarat non verbal ini tidak mengganggu atau berlebihan, audiens akan
tetap tertarik dan benar-benar percaya apa yang Anda katakan.
5. Kenali audiens Anda
Sebelum Anda tampil, penting untuk mengenal audiens
dan memahami gaya belajar audiens serta tingkat pengetahuannya atas
informasi yang akan disajikan. Kebanyakan panduan presentasi
merekomendasikan agar menyampaikan gambaran besar lebih dahulu sebelum
membahas rinciannya. Tapi bagi beberapa orang, ia bisa belajar cepat
justru dengan cara yang berlawanan.
Ada contoh kesalahan akademisi profesional dalam upayanya membangun
hubungan dekat. Di awal presentasi ia tiba-tiba bergerak ke
tengah-tengah kerumunan pendengar, tanpa memperkenalkan diri dan
menjelaskan alasan mengapa ia perlu berpindah ke sana. Seperti yang
mudah diduga, sebagian besar pendengar merasa tidak nyaman dengan hal
itu.
6. Libatkan audiens Anda
Sangat penting untuk memeriksa apakah audiens memahami pesan Anda di
setiap kurun waktu tertentu. Anda perlu cerdas mengatur waktu untuk
memanfaatkan metode diskusi, guna mengukur aspek kepahaman dan kemahiran
audiens. Dan, karena terutama menyajikan topik akademik, sangat
mendesak untuk melibatkan partisipasi audiens dalam ragam metode
pembelajaran, daripada hanya mengajak berbicara dengan mereka.
7. Gunakan humor, kejutan, dan contoh-contoh praktis
Hanya karena topik akademik umumnya serius dan komplek, tidak berarti
Anda tidak boleh menyajikan presentasi pelajaran dengan cara-cara yang
lebih menarik. Gunakan variasi metode pembelajaran, untuk menjaga
ketertarikan audiens. Lontarkan humor yang cerdas.
Berikan kejutan. Atau, bergeraklah secara leluasa di antara pendengar
Anda. Semua ini, perlu Anda kerjakan ketika Anda membutuhkan audiens
Anda untuk benar-benar fokus pada topik yang sedang dihadapi.
8. Latihan, latihan, latihan
Benar kata pepatah “Latihan membuat sempurna. Dan, lebih tepat lagi, “Latihan yang sempurna, makin membuat sempurna”.
Mahir berpresentasi adalah sebuah kompetensi. Dan, ia hadir karena
pengulangan dan pelatihan yang tepat. Anda perlu berlatih melontarkan
lelucon atau bercerita beberapa kali, hingga menjadi begitu alami,
hingga Anda tidak perlu lagi berpatokan pada naskah. Anda juga perlu
melatih diri untuk mampu menjalin keakraban dengan audiens, secepat
mungkin.
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda, sebagai bahan untuk membuat penilaian yang realistis.
Kiat berikut, patut Anda praktikkan! Cobalah merekam presentasi Anda, sebagai bahan untuk membuat penilaian yang realistis.
9. Akhiri presentasi Anda dengan ringkasan
Untuk menancapkan dampak presentasi, tutup penyajian presentasi
dengan kejelasan kesimpulan. Ketika audiens meninggalkan ruangan,
buatlah agar mereka mengantongi pemahaman yang jelas: tentang pesan
penting Anda, atau apa yang harus mereka lakukan. Di dalam slide
presentasi penutupan Anda, gunakan kalimat singkat, huruf besar, mudah
dibaca, dan grafis yang sesuai.
10. Jangan jadikan slide presentasi Anda sebagai handout (makalah)
Tujuan utama dari presentasi akademik adalah untuk menyajikan sebuah
ide. Dan itu bukan tentang kertas dokumen yang dibaca peserta. Oleh
karena itu, slide presentasi Anda harus lebih menarik secara visual dan
lebih mendukung penyajian gagasan. Pastikan Anda mencetak handout secara terpisah. Buat handout berisikan uraian poin-poin penting, bisa juga berbentuk narasi, dan ingat untuk memasukkan pesan visual kepada pembaca.
Begitu Anda menerapkan 10 tips di atas, Anda bisa mengatasi kendala
ketertarikan dan keterlibatan audiens. Sebagai gantinya, Anda mampu
menyajikan presentasi akademik secara lebih menarik.
0 comments
Post a Comment